Kolokium Lab Riset 2025 #1: Menyajikan Wawasan dalam Penelitian Machine Translation dengan Neural Machine Translation
Pada Kamis, 23 Januari 2025, Laboratorium Program Studi Informatika S1 mengadakan Kolokium Lab Riset 2025 #1 dengan tema “Machine Translation Indonesian Bengkulu Malay Using Neural Machine Translation”. Acara yang diselenggarakan secara daring ini menghadirkan Bella Okta Sari Miranda, S.Kom sebagai narasumber utama, dengan Rinday Zildjiani Salji, S.Kom, berperan sebagai moderator.
Berbagi Pengalaman Penelitian Neural Machine Translation
Dalam sesi kolokium tersebut, Bella Okta Sari Miranda berbagi pengalaman berharga mengenai penelitian Neural Machine Translation (NMT) yang tengah dilakukannya. Salah satu hal yang menjadi sorotan adalah tantangan besar yang dihadapinya dalam pengumpulan data. Untuk meningkatkan akurasi mesin penerjemah, beliau mengumpulkan data secara manual, memasukkan 5261 kalimat ke dalam file Excel. Meski terkesan memakan waktu, pengumpulan data dalam jumlah besar ini sangat penting karena semakin banyak data yang tersedia, semakin baik dan akurat hasil terjemahan yang dihasilkan oleh sistem NMT.
Bella juga memaparkan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, serta bagaimana teknologi NMT dapat memberikan solusi dalam mengatasi kesulitan dalam penerjemahan bahasa Indonesia dan Melayu Bengkulu. Dengan menggunakan teknik pembelajaran mesin, NMT memungkinkan sistem untuk mempelajari pola-pola penerjemahan secara otomatis, sehingga dapat meningkatkan kualitas terjemahan.
Antusiasme Peserta dalam Sesi Diskusi
Kolokium Lab Riset 2025 #1 disambut positif oleh para peserta yang hadir. Mereka menunjukkan antusiasme yang tinggi selama sesi tanya jawab dan diskusi, dengan banyak pertanyaan yang muncul mengenai detail penelitian dan aplikasi praktis dari NMT. Salah satu peserta menyampaikan apresiasi atas manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini, terutama bagi mahasiswa yang tertarik untuk melakukan penelitian serupa. Dengan mengikuti kolokium ini, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang proses penelitian, tetapi juga memiliki gambaran yang jelas mengenai langkah-langkah yang perlu diambil ketika melakukan penelitian dengan topik serupa.
Peserta berharap kegiatan seperti ini dapat terus diadakan di masa depan dengan topik-topik yang relevan dan menarik, yang banyak diminati oleh mahasiswa dalam penulisan skripsi atau penelitian lainnya. Harapannya, dengan adanya acara semacam ini, partisipasi mahasiswa dalam kolokium akan semakin meningkat dan memberi dampak positif dalam pengembangan riset di kalangan mahasiswa.
Menciptakan Ruang Kolaborasi dan Bertukar Pengalaman
Kolokium ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk saling bertukar ide dan pengalaman, serta menjalin kolaborasi lebih lanjut dalam dunia riset. Kegiatan ini juga menjadi ajang untuk memperluas wawasan tentang berbagai topik penelitian terkini dalam bidang informatika, khususnya yang berkaitan dengan teknologi penerjemahan mesin dan kecerdasan buatan.
Dengan suksesnya Kolokium Lab Riset 2025 #1, diharapkan kegiatan serupa dapat dilanjutkan dan dikembangkan untuk mendukung persiapan penelitian yang lebih matang bagi mahasiswa. Kolokium ini juga berperan penting dalam menciptakan ekosistem akademik yang mendukung kreativitas dan inovasi di kalangan mahasiswa.
(hw)